Kasih Sayang Seorang Ayah dan Ibu Kepada Anaknya
Kebanyakan orang renta tentu menyayangi anaknya, bagaimana pun sifat dan keadaannya. Bahkan kalau perlu, mereka rela mengorbankan jiwa dan raga demi si buah hati. Terutama bagi seorang ibu, yang telah mengandung sembilan bulan dan bertaruh nyawa ketika menghadirkan sosok mungil itu ke dunia. Namun, di kurun yang semakin maju, ironisnya malah semakin banyak orang renta yang salah memperlihatkan dan menerapkan kasih sayangnya. Yang fatalnya, justru dapat mengakibatkan efek buruk di masa depan sang anak nanti.
Salah satu pola buruk dalam menyayangi anak, menurut para pakar dan beberapa artikel bertema parenting, ialah membiarkan si buah hati bermain gadget sepuasnya, sampai lupa waktu. Semua orang awam pasti sudah tahu kan, kalau apapun yang berlebihan, selalu punya efek samping yang buruk. Terlebih dalam hal ini pula. Terlalu lama bermain gadget bukan hanya membuat anak malas bergerak, tetapi juga kesulitan bersosialisasi pada orang-orang disekitarnya. Bila dibiarkan terus menerus bukan tidak mungkin mereka bisa kecanduan, atau bahkan di masa depan hidupnya akan selalu bergantung pada gadget.
Menyayangi anak bukan berarti kita harus menuruti semua kemauannya. Apalagi dengan tanpa usaha dan perjuangan dulu dari si anak untuk mendapatkannya. Terlalu memanjakan anak menyerupai ini ialah sebuah kesalahan dalam menyayangi. Sebab menggampangkan segalanya akan membuat si buah hati tak pernah berguru berjuang, sehingga di masa depan beliau akan kesulitan menghadapi tantangan hidup. Karena tak pernah disiapkan semenjak dini.
Contoh salah menujukkan sayang berikutnya, ialah memperlakukan anak menyerupai teman. Mempunyai kekerabatan yang dekat dan bersahabat dengan si buah hati memanglah baik. Tetapi itu bukan berarti kita harus rela diperlakukan layaknya teman, yang benar-benar menyerupai sahabat bermainnya. Si kecil juga perlu diajarkan perihal sopan santun dan bagaimana cara menghormati orang tua. Dekat dan bersahabat tapi dilandasi kesopanan dan tetap menghormati orang tua, bukankah itu tampak lebih baik?
Membebaskan atau bahkan mengajak anak menonton tayangan yang belum cocok untuk usianya dan tidak mendidik juga merupakan kesalahan dalam menyayangi anak. Banyak anak-anak belum dapat membedakan yang mereka saksikan itu faktual atau tidak, serta anak-anak juga belum dapat memahami mana yang pantas dan boleh ditiru, atau yang sebaliknya. Bahkan, tayangan kartun yang sengaja ditujukan untuk anak-anak pun, kadang belum tentu layak dan baik bagi mereka. So, kalau memang sayang, sudah selayaknya kita lebih selektif memilihkan tayangan untuk anak.
Miris rasanya, akhir-akhir ini banyak anak-anak di anak-anak menyetir motor di jalanan. Terlebih, mereka tak jarang tidak menggunakan helm dan ugal-ugalan. Mereka tidak hanya akan dapat membahayakan diri sendiri, tetapi juga pengguna jalan yang lainnya. Ironisnya, banyak orang renta yang justru berbangga kalau si buah hati telah memiliki kemampuan menyetir di usia belia. Bahkan tak segan-segan membelikan motor terbaru dan termahal atas nama sayang anak. Hal ini menurutku patut dipertanyakan. Bagaimana mungkin kita menyayangi anak dengan membiarkan mereka membahayakan diri sendiri dan orang lain?
Itulah sedikit pembahasan kita perihal kesalahan dalam menyayangi anak. Aku memang belum memiliki anak, tetapi sudah mulai berguru perihal parenting lewat beberapa buku, artikel, dan hasil pengamatan terhadap lingkungan di sekitar. Dan, saya ingin menyebarkan lewat goresan pena ini. Jika dirasa ada yang kurang atau salah, mohon koreksinya. Terima kasih banyak ...
Penulis: Amalia Wardhani
Salah satu pola buruk dalam menyayangi anak, menurut para pakar dan beberapa artikel bertema parenting, ialah membiarkan si buah hati bermain gadget sepuasnya, sampai lupa waktu. Semua orang awam pasti sudah tahu kan, kalau apapun yang berlebihan, selalu punya efek samping yang buruk. Terlebih dalam hal ini pula. Terlalu lama bermain gadget bukan hanya membuat anak malas bergerak, tetapi juga kesulitan bersosialisasi pada orang-orang disekitarnya. Bila dibiarkan terus menerus bukan tidak mungkin mereka bisa kecanduan, atau bahkan di masa depan hidupnya akan selalu bergantung pada gadget.
Kasih Sayang Seorang Ibu Kepada Anaknya |
Menyayangi anak bukan berarti kita harus menuruti semua kemauannya. Apalagi dengan tanpa usaha dan perjuangan dulu dari si anak untuk mendapatkannya. Terlalu memanjakan anak menyerupai ini ialah sebuah kesalahan dalam menyayangi. Sebab menggampangkan segalanya akan membuat si buah hati tak pernah berguru berjuang, sehingga di masa depan beliau akan kesulitan menghadapi tantangan hidup. Karena tak pernah disiapkan semenjak dini.
Contoh salah menujukkan sayang berikutnya, ialah memperlakukan anak menyerupai teman. Mempunyai kekerabatan yang dekat dan bersahabat dengan si buah hati memanglah baik. Tetapi itu bukan berarti kita harus rela diperlakukan layaknya teman, yang benar-benar menyerupai sahabat bermainnya. Si kecil juga perlu diajarkan perihal sopan santun dan bagaimana cara menghormati orang tua. Dekat dan bersahabat tapi dilandasi kesopanan dan tetap menghormati orang tua, bukankah itu tampak lebih baik?
Membebaskan atau bahkan mengajak anak menonton tayangan yang belum cocok untuk usianya dan tidak mendidik juga merupakan kesalahan dalam menyayangi anak. Banyak anak-anak belum dapat membedakan yang mereka saksikan itu faktual atau tidak, serta anak-anak juga belum dapat memahami mana yang pantas dan boleh ditiru, atau yang sebaliknya. Bahkan, tayangan kartun yang sengaja ditujukan untuk anak-anak pun, kadang belum tentu layak dan baik bagi mereka. So, kalau memang sayang, sudah selayaknya kita lebih selektif memilihkan tayangan untuk anak.
Miris rasanya, akhir-akhir ini banyak anak-anak di anak-anak menyetir motor di jalanan. Terlebih, mereka tak jarang tidak menggunakan helm dan ugal-ugalan. Mereka tidak hanya akan dapat membahayakan diri sendiri, tetapi juga pengguna jalan yang lainnya. Ironisnya, banyak orang renta yang justru berbangga kalau si buah hati telah memiliki kemampuan menyetir di usia belia. Bahkan tak segan-segan membelikan motor terbaru dan termahal atas nama sayang anak. Hal ini menurutku patut dipertanyakan. Bagaimana mungkin kita menyayangi anak dengan membiarkan mereka membahayakan diri sendiri dan orang lain?
Itulah sedikit pembahasan kita perihal kesalahan dalam menyayangi anak. Aku memang belum memiliki anak, tetapi sudah mulai berguru perihal parenting lewat beberapa buku, artikel, dan hasil pengamatan terhadap lingkungan di sekitar. Dan, saya ingin menyebarkan lewat goresan pena ini. Jika dirasa ada yang kurang atau salah, mohon koreksinya. Terima kasih banyak ...
Penulis: Amalia Wardhani
Komentar
Posting Komentar